Kamis, 13 September 2007

Curhat-2

Suatu hari, saya berkunjung ke ruangan jurusan tetangga, masih pada satu fakultas yang sama. Ada seorang kawan entah kenapa, tiba-tiba bertanya kepada saya ," kapan kawin ?" Saya jawab , "ya mudah-mudahan saja tidak gagal lagi". Sang teman bertanya lagi ," emangnya kenapa? beda agama ya?" . Lalu saya jawab , " seperti biasa..ya". Dia bertanya lagi : "muslim?". "Ya", jawab saya. Makanya udah saja kamu masuk saja menjadi agama saya Islam tetapi ini mah Islamnya Muhammad bukan Islam yang lain-lain." Kemudian dia balik bertanya lagi ,"kamu kan percaya kepada Alloh kan?" percaya kepada Qur'an kan?. Saya jawab ,"bagi saya nabi mana pun dan kitab ajaran agama manapun selama demi jalan kebenaran menuju kebaikan umat manusia..ya saya percayai kebenarnnya." Kemudian sang teman berkata ,"ooo..tidak bisa begitu. Bagi saya Alloh adalah Tuhan saya dan bagi semua umat manusia dan ajaran agama saya adalah paling baik!" Lalu saya bertanya lagi: "kenapa kenyataanya banyak orang beragama seperti kamu, kebanyakannya gak baik, ada yang korupsi, jinah, munafik, membunuh, mencuri dan sebagainya? jawab sang teman : "itulah mereka hanya sekedar ngaku beragama tapi tidak menjalankan ajaran agamanya dan mereka itu terkena pengaruh setan dan iblis." Kemudian dia melanjutnkan pendapatnya ,"sebenarnya kalau berdasarkan ajaran agama saya, kamu itu termasuk temannya setan juga, karena kamu termasuk orang kafir, karena kamu tidak menganut agama Islam seperti saya". Sayatidak kaget, karena demikianlah umumnya arogansi agama mayoritas hee.heetapi kemudian saya menanggapinya , " oo gitu.. jadi saya temannya setan ya?" berarti kalau temannya setan itu tidak akan diganggu setan, artinya kalau saya berbuat kebaikan dan bahkan bertentangan dengan keinginan setan, maka saya mah tidak akan diganggu ..kan teman hee.hee". Saya menangggapi sambil tertawa kecil. kemudian saya berkomentyar lagi :" bagaimana kamu merasa dan berpemikiran bahwa agama kamu yang paling baik, sementara kamu tidak mengetahui, mengenal bahkan tidak memahami agama atau keyakinan orang lain? kan secara logika saja, bahwa kita mengatakan sesuatu itu paling baik jika kita telah membandingkan, mengapresiaisi perbedaan dari yang lain? pernah kah kamu mempelajari Hindu, Budha, Kristen, Konghucu, Sunda Wiwitan dan agama atau keyakinan lainnya?". kemudian sang teman menjawab :" ah tidak perlu begitu, yang penting bagi saya agama saya yang paling baik. dan yang penting saya tidak mengganggu penganut agama lain secara frontal? cuek aja asal dia tidak mengganggu saya, maka saya tidak akan mengganggu dia". Lalu saya menanggapi lagi ,"kalau begitu, kenapa tadi di awal pembicaraan kita kamu mengajak saya untuk masuk agama kamu? dan merasa karena agama kamu paling baik kemudian menyruh saya menganut agama kamu? katanya tidak frontal? apa itu tidak frontal? lagi pula, tidak cukup kita bertolereansi dengan penganut agama lain dengan cuma membiarkan dengan tidak saling ganggu saja, tetapi saya pikir baiknya kita saling berempati, mengenal agama orang lain meski kita tidak harus berubah keyakinan atau tidak mengimani agama orang lain tersebut. Karena dengan demikian maka kita akan menjaga sikap untuk saling pengertian dengan sesama teman yang berbeda agama atau keyakinan." Sang teman berkata ,"ah tidak perlu begitu..gak perlu..yang penting agama saya paling benar, ngapain juga mengenal atau mempelajari agama orang lain yang sudah jelas-jelas salah menurut agama saya?!"..Saya kemudian berkata,"ya suidah kalau begitu..ya silahkan saja pada pilihan kamu..saya hanya ingin kita saling pengertian dengan sesama teman atau orang yang berbeda saja supaya tidak saling menjelekkan..kan tidak baik tuh.." lalu saya pamit menyudahi pembicaraan karena saya akan masuk kelas untuk memeberi perkuliahan Hubungan antar Suku Bangsa. Sambil menepuk pundak dia dan sambil tersenyum, saya mohon pamit kepada Sang teman yang "paling benar itu".